Friday, 2 October 2020

Dr. Emil Budianto

Dr. Emil Budianto, 20 Maret 1960 - 30 September 2020
Dr. Emil Budianto, 20 Maret 1960 - 30 September 2020

Pak Emil, begitu saya biasa memanggilnya merupakan seorang pimpinan, orang tua, guru sekaligus sahabat. Begituu banyak ilmu dan nasihat hidup yang penulis dapat dari beliau, banyak rencana kolaborasi kedepan yang ingin dilakukan, qadarullah ..., Allah memanggil Pak Emil terlebih dahulu ...

Semoga beliau husnul khatimah, dilapangkan kuburnya, ditempatkan di tempat yang terbaik disisi-Nya ...., Alfaatihah ...  

"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh" (HR. Muslim no. 1631)
Emil Kun, salah seorang mahasiswa Pak Emil menulis di lini masa media sosialnya .. 

Selamat jalan pak Emil Budianto

Beliau biasa di sapa dengan pa Emil, mata kuliah beliau yang pernah saya ikuti cuma dua yaitu pops dan polimer tapi buat saya beliaulah dosen yang paling berperan dalam mengajarkan teknik analisis dan cara berfikir kimia yg saya pahami sekarng. Yang tidak akan saya lupakan adalah beliau mengajarkan tentang analisis molekular jadi dengan membayangkan struktur dari suatu molekul maka kita bisa menganalisis interaksi apa saja yang terjadi pada molekul tersebut lalu dari sini kita bisa menurunkan apa saja sifat yg mungkin dimiliki oleh molekul itu dan tentunya dengan sedikit tambahan informasi kita bisa merekayasa supaya zat itu memiliki sifat sesuai keinginan kita, apa yang diajarkan pa emil benar2 membuat kimia seperti sebuah rubik dengan pola yang sangat jelas bukan ilmu aneh yang penuh hafalan dan coba coba. Dari pa emil juga saya dapat membedakan mana sebuah tulisan/artikel yg ilmiah dan bukan. Mana buku kimia yg bagus dan mana buku kimia yg sesat. Benar benar pemahaman yang menurut saya sangat penting.

Selama kuliah saya tidak pernah ambil mata kuliah kimia lingkungan, akan tetapi banyak sekali pemahaman tentang ilmu lingkungan yang saya terima dari pa emil. Masih segar di ingatan saya bagaimana beliau mengajarkan mengapa suatu zat bersifat berbahaya/beracun, lalu dari strukturnya kita bisa meprediksi dimana polutan itu akan terakumulasi, berapa lama polutan tersebut akan bertahan di bumi dan bagaimana kita mengembangkan teknik untuk mengolah berbagai jenis polutan yang berbeda. Berkat pemahaman ini sayaa bisa menyelesaikan beberapa projek pengolahan limbah, beberapa penelitian tentang lingkungan dan tentunya beberapa buku tentang kimia lingkungan.

Dari beliau saya paham bahwa untuk menjaga lingkungan maka hal yg pertama harus kita benahi adalah pemahaman tentang lingkungan. Banyak para aktivis yg berkoar2 tentang lingkungan tapi gagasanya tidak pernah menyentuh isu2 esensial dari lingkungan, dimana dengan menanam pohon atau menggunakan produk organik bukan otomatis kita sudah menjaga lingkungan. Karena lingkungan adalah pemahaman yg kompleks yang membutuhkan analisis dari berbagai bidang baik kimia, biologi, ekonomi, demografi dll.

Saya sangat senang ketika tahu pa emil menjabat sebagai direktur sekolah ilmu lingkungan (sil) ui, sebuah program pasca sarjana yang dulunya dirintis oleh pak emil salim. Dimana lewat sil inilah setiap orang dengan background pekerjaan atau pendidikan apapun akan diajarkan bagaimana ia dapat berkontribusi terhadap lingkungan sesuai dengan bidangnya masing2. Tentunya kontribusi yang benar2 efektif dan berdampak signifikan terhadap lingkungan. Saya sangat kagum dengan para pendiri sil ui, menurut saya cara paling tepat melestarikan lingkung ya dengan pendidikan di sil ui. Dan pa emil adalah orang yang paling tepat untuk memimpin sil karena memang cara berfikir dan analisis beliau sangat cocok dengan tujuan sil. Saya yakin lewat tangan orang seperti pa emil lah indonesia akan berbenah, banyak perubahan yang terjadi pada sil di jaman kepemimpinan pa emil yang membuatnya makin layak menjadi gebrakan perbaikan lingkungan di masa depan. Akan tetapi pengabdian pa emil sudah selesai. Semoga akan tumbuh ribuan tunas muda yang akan meneruskan perjuangan dan pengabdian pa emil.

Saya masih ingat betul, terakhir kali saya bertemu beliau adalah saat saya mengambil ijazah di rektorat. Saat itu beliau adalah ketua simak ui jadi berkantor di rektorat. Setelah selesai ambil ijazah, saya dipanggil di ruang kerja beliau lalu diberi nasihat lama sekali... terimakasih banyak pak emil atas semua hal yang engkau ajarkan pada kami... saya bersaksi bahwa engkau adalah orang baik...


Referensi

No comments:

Post a Comment